Minggu, 10 Juni 2012

TOBA SUPER VOLCANO

Letusan Gunung Toba, satu-satunya Supervolcano di Indonesia

Gunung Toba adalah gunung api raksasa (super volcano) yaitu gunung aktif dalam kategori sangat besar, diperkirakan meletus terakhir sekitar 74.000 tahun lalu.
Letusan Gunung Tambora jika dibandingkan dengan letusan maha dahsyat Gunung Toba ini, maka Gunung Tambora tidaklah ada apa-apanya. Apalagi jika dibandingkan dengan letusan Gunung Kratakau yang kalah jauh dengan Gunung Tambora.
Perbandingan letusan gunung Tambora dengan gunung Toba supervolcano
Jadi, misalkan letusan gunung St. Helen di Washington USA yang meletus tahun 1980 mempunyai angka letusan pada skala 1, maka gunung Krakatau yang meletus tahun 1883 berskala 18, atau 18 kali lebih besar (1:18).
Letusan gunung St. Helen , 8 Mei 1980
Sedangkan jika dibandingkan dengan skala gunung Tambora, letusan gunung St. Helen sangat jauh karena gunung Tambora yang meletus tahun 1815 berskala 80, atau 80 kali lebih besar dari letusan gunung St. Helen (1:80).
Apalagi jika letusan gunung St. Helen dibandingkan dengan letusan gunung Toba yang terakhir, sekitar 74-75 ribu tahun lalu tersebut sangatlah drastis besaran skalanya yaitu 2800, atau 2800 kali lebih besar dari letusan gunung St. Helen! Alias satu banding 2800 (1:2800)
Letusan Gunung Tambora adalah letusan gunung terdahsyat yang pernah diketahui oleh peradaban manusia (baca artikel: Misteri dan Kronologi Meletusnya Tambora, Tiga Kerajaan Lenyap Seketika).
Dan letusan Gunung Krakatau adalah letusan gunung terdahsyat yang pernah tercatat di era zaman modern.
Sedangkan letusan Gunung Toba sama sekali tak tercatat di dalam buku, namun terlihat bukti-bukti ilmiahnya dimasa kini.

Bukti ilmiah

Pada tahun 1939, geolog Belanda Van Bemmelen melaporkan, Danau Toba, yang panjangnya 100 kilometer dan lebarnya 30 kilometer, dikelilingi oleh batu apung peninggalan dari letusan gunung.
Karena itu, Van Bemmelen menyimpulkan, Toba adalah sebuah gunung berapi. Belakangan, beberapa peneliti lain menemukan debu riolit (rhyolite) yang seusia dengan batuan Toba di Malaysia, bahkan juga sejauh 3.000 kilometer ke utara hingga India Tengah.

Letusan supervolcano Yellowstone yang terkenal dahsyat masih kalah dengan letusan supervolcano Toba
Beberapa ahli kelautan pun melaporkan telah menemukan jejak-jejak batuan Toba di Samudra Hindia dan Teluk Benggala.
Para peneliti awal, Van Bemmelen juga Aldiss dan Ghazali (1984) telah menduga Toba tercipta lewat sebuah letusan mahadahsyat.
Namun peneliti lain, Vestappen (1961), Yokoyama dan Hehanusa (1981), serta Nishimura (1984), menduga kaldera itu tercipta lewat beberapa kali letusan.
Peneliti lebih baru, Knight dan sejawatnya (1986) serta Chesner dan Rose (1991), memberikan perkiraan lebih detail: kaldera Toba tercipta lewat tiga letusan raksasa.
Penelitian seputar Toba belum berakhir hingga kini. Jadi, masih banyak misteri di balik raksasa yang sedang tidur itu. Salah satu peneliti Toba angkatan terbaru itu adalah Fauzi dari Indonesia, seismolog pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
Sarjana fisika dari Universitas Indonesia lulusan 1985 ini berhasil meraih gelar doktor dari Renssealer Polytechnic Institute, New York, pada 1998, untuk penelitiannya mengenai Toba.
Perbandingan jarak lontaran batu vulkanik antara letusan gunung Krakatau, Tambora dan Toba

Berada di tiga lempeng tektonik

Letak Gunung Toba (kini: Danau Toba), di Indonesia memang rawan bencana. Hal ini terkait dengan posisi Indonesia yang terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik, yakni Eurasia, Indo-Australia dan Lempeng Pasifik. Sebanyak 80% dari wilayah Indonesia, terletak di lempeng Eurasia, yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Banda.
Lempeng benua ini hidup, setiap tahunnya mereka bergeser atau menumbuk lempeng lainnya dengan jarak tertentu. Lempeng Eurasia yang merupakan lempeng benua selalu jadi sasaran.
Lempeng Indo-Australia menumbuk lempeng Eurasia sejauh 5-7 cm per tahun
Lempeng Indo-Australia misalnya menumbuk lempeng Eurasia sejauh 5-7 cm per tahun. Atau Lempeng Pasifik yang bergeser secara relatif terhadap lempeng Eurasia sejauh 11 cm per tahun. Dari pergeseran itu, muncullah rangkaian gunung, termasuk gunung berapi Toba.
Jika ada tumbukan, lempeng lautan yang mengandung lapisan sedimen menyusup di bawahnya lempeng benua. Proses ini lantas dinamakan subduksi atau penyusupan.
Gunung hasil subduksi, salah satunya Gunung Toba. Meski sekarang tak lagi berbentuk gunung, sisa-sisa kedasahyatan letusannya masih tampak hingga saat ini.
Danau Toba merupakan kaldera yang terbentuk akibat meletusnya Gunung Toba sekitar tiga kali yang pertama 840 ribu tahun lalu dan yang terakhir 74.000 tahun lalu.
Bagian yang terlempar akibat letusan itu mencapai luas 100 km x 30 km persegi. Daerah yang tersisa kemudian membentuk kaldera. Di tengahnya kemudian muncul Pulau Samosir.

Letusan

Sebelumnya Gunung Toba pernah meletus tiga kali.
  • Letusan pertama terjadi sekitar 800 ribu tahun lalu. Letusan ini menghasilkan kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Prapat dan Porsea.
  • Letusan kedua yang memiliki kekuatan lebih kecil, terjadi 500 ribu tahun lalu. Letusan ini membentuk kaldera di utara Danau Toba. Tepatnya di daerah antara Silalahi dengan Haranggaol. Dari dua letusan ini, letusan ketigalah yang paling dashyat.
  • Letusan ketiga 74.000 tahun lalu menghasilkan kaldera, dan menjadi Danau Toba sekarang dengan Pulau Samosir di tengahnya.
Gunung Toba ini tergolong Supervolcano. Hal ini dikarenakan Gunung Toba memiliki kantong magma yang besar yang jika meletus kalderanya besar sekali. Volcano kalderanya ratusan meter, sedangkan Supervolacano itu puluhan kilometer.
Terlihat pemandangan kaldera gunung Toba yang kini bernama Danau Toba dan ditengahnya terdapat pulau Samosir yang terbentuk karena adanya gaya up-lifting (pengangkatan). Inilah yang menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Yang menarik adalah terjadinya anomali gravitasi di Toba. Menurut hukum gravitasi, antara satu tempat dengan lainnya akan memiliki gaya tarik bumi sama bila mempunyai massa, ketinggian dan kerelatifan yang sama.
Jika ada materi yang lain berada di situ dengan massa berbeda, maka gaya tariknya berbeda. Bayangkan gunung meletus.
Banyak materi yang keluar, artinya kehilangan massa dan gaya tariknya berkurang. Lalu yang terjadi up-lifting (pengangkatan). Inilah yang menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Magma yang di bawah itu terus mendesak ke atas, pelan-pelan. Dia sudah tidak punya daya untuk meletus. Gerakan ini berusaha untuk menyesuaikan ke normal gravitasi.
Ini terjadi dalam kurun waktu ribuan tahun. Hanya Samosir yang terangkat karena daerah itu yang terlemah. Sementara daerah lainnya merupakan dinding kaldera.
Toba "Supervolcano" Lake and Samosir Island
Sedangkan nenek moyang manusia modern, Homo sapiens, mulai muncul dan tinggal di kawasan Afrika 150.000-200.000 tahun lalu. Mereka mulai bermigrasi ke luar Afrika 70.000 tahun lalu dan menyebar ke seluruh dunia. Pada periode yang lebih kurang sama, 74.000 tahun lalu, terjadi letusan dahsyat Gunung Toba ini.
Apabila dikaitkan dengan letusan Toba, temuan itu juga menunjukkan bahwa nenek moyang kita ternyata mampu bertahan dari bencana dahsyat yang berpotensi memusnahkan kehidupan.
Skenario survival tersebut didukung bukti dari rekam jejak DNA pada populasi di kawasan Wallacea yang menunjukkan campuran gen dengan populasi dari kawasan Sunda Besar (yang sekarang dikenal sebagai kawasan Asia Tenggara).
Selain itu, ada temuan fosil dan peninggalan manusia purba di Gua Niah, Sarawak. Dari umurnya, temuan Niah mengindikasikan bahwa manusia tidak musnah karena letusan Toba.
Para ilmuwan sangat meyakini bahwa semua supervolcano yang ada di dunia termasuk Gunung Toba pasti akan meletus kembali. Namun tidak ada yang dapat memastikan dengan akurat kapan meletus kembali. Yang ada hanyalah perkiraan.
Letusannya bisa saja terjadi esok hari atau ribuan tahun lagi. Yang jelas suatu saat danau Toba yang tercipta akibat hasil dari letusan gunung Toba pasti akan meletus kembali.

FROM : http://indocropcircles.wordpress.com/2011/09/28/gunung-toba-satu-satunya-supervolcano-di-indonesia/

Sabtu, 12 Mei 2012

TELAGA NGEBEL DAN MITOSNYA

dalam tulisan ini penulis akan mencoba mengupas sejarah terbentuknya telaga ngebel, telaga yang indah yang letaknya berada di kaki gunung wilis ini cocok untuk di jadikan tempat wisata alam, penulis juga pernah beberapa kali berkunjung ke telaga ngebel dan memang penulis akui bahwa telaga ngebel memberikan pesona yang indah dan kesejukan saat duduk ditepian telaga yang banyak di tumbuhi pohon besar yang rimbun. "baiklah" sekarang kita kembali ke format penulisan awal bahwa penulis akan mengupas sejarah terbentuknya telaga ngebel secara abstrak, dalam tulisan ini penulis tidak mempunyai cukup bukti kuat untuk mengupas sejarah. namun penulis mencoba menguraikan pemahaman tentang sejarah terbentuknya telaga ngebel, mungkin sebaiknya saya tak perlu panjang lebar bertele-tele menjelaskan yang tidak perlu.
Konon cerita yang berkembang di masyarakat, Telaga Ngebel mempunyai cerita unik yang didasarkan pada kisah seekor ular naga bernama "Baru Klinting". Sang Ular ketika bermeditasi secara tak sengaja dipotong-potong oleh masyarakat sekitar untuk dimakan. Secara ajaib sang ular menjelma menjadi anak kecil yang mendatangi masyarakat dan membuat sayembara, untuk mencabut lidi yang ditancapkan di tanah.
Namun tak seorangpun berhasil mencabutnya. Lantas dia sendirilah yang berhasil mencabut lidi itu. Dari lubang bekas lidi tersebut keluarlah air yang kemudian menjadi mata air yang menggenang hingga membentuk Telaga Ngebel. Legenda Telaga Ngebel, terkait erat dan memiliki peran penting dalam sejarah Kabupaten Ponorogo. Konon salah seorang pendiri Kabupaten ini yakni Batoro Kantong. Sebelum melakukan syiar Islam di Kabupaten Ponorogo, Batoro menyucikan diri terlebih dahulu di mata air, yang ada di dekat Telaga Ngebel yang kini dikenal sebagai Kucur Batoro
nah itu sepengal kisah tentang Legenda Telaga Ngebel yang menurut penulis dasarnya adalah mitos yang tidak dapat dipertanggungjababkan kebenarnnya , lalu bagaimana jika dilihat dari science atau ilmu pengetahuan? apakah sejalan dengan mitos bahwa terbentuknya telaga ngebel adalah lidi yang ditancapkan oleh seorang anak kecil yang tadinya adalah seekor ular naga yang sedang bertapa yang kemudian di potong-potong oleh masyarakat untuk di jadikan makanan dan syembara mencabut lidi pun di gelar. tak ada satupun dari mereka dapat mencabut lidi yang di tancapakan si baru klinting. dan hanya baru klinting saja yang dapat mencabutnya sehingga dari tempat lidi di tancapakan tersebut mucul mata air yang kemudian menenggelamkan yang konon telaga tersebut adalah sebuah desa. dari sini penulis menyimpulkan bahwa cerita mitos ini tak lain adalah karangan semata dan sangat tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannnya. disini penulis berpendapat bahwa terbentuknya letaga ngebel tersebut dari sebuah letusan gunung berapi yang meletus ribuan tahun yang lalu atau mungkin ratusan tahun yang lalu sehingga dampak dari letusan tersebut membentuk sebuah kaldera yang cukup luas dan kemudian muncul sumber air, penulis juga sangat yakin bahwa telaga tersebut terbentuk dari sebuah letusan vulkanis karena terdapat bebrapa bukti yang menunjukkan bahwa tulisan ini dapat di teliti lebih lanjut, yaitu terdapat sumber air panas yang letaknya sekitar 500 m keluar dari lokasi telaga ngebel, penulis lupa nama daerah tersebut tetapi penulis pernah ke lokasi air panas tersebut. kemudian bukti mengarah pada kematian mendadak pada ikan yang dibudidayakan oleh petani tambak di sekitar telaga ngebel, penulis berasumsi bahwa penyebab kematian ikan ini disebabkan oleh suatu gas beracun yang berasa dari pusat kawah kaldera dalam telaga tersebut. kejadian ini cukup sering dialami oleh petani tambak tersebut dan itu sebagai tanda bahwa terdapat aktifitas geologis yang memperkuat bukti bahwa telaga tersebut terbentuk dari sebuah letusan gunung berapi bukan sebuah mitos naga yang bertapa kemudian di bunuh untuk di jadikan makanan. bukti berikutnya yaitu penambangan pasir yang saya tidak tu persis letak penambangannya akan tetapi sampai saat ini penambangan itu masih terus berlangsung karena penulis sendiri melihat truk keluar masuk membawa pasir dan juga penulis mempunyai kerabat yang bertempat tinggal di sekitar telaga ngebel.

kesimpulan penulis:
mitos yang selama ini di dengar oleh meraka yang pernah mendengarkan bahwa telaga ngebel terbentuk oleh sebuah mitos Baru Klinting yang sedang bertapa kemudian di bunuh dan di jadikan makanan adalah sebuah kebohongan besar, bukti untuk menguatkan motologi itu tidak ada. bukti-bukti yang menegaskan bahwa telaga ngebel terbentuk dari sebuah letusan vulkanis menurud penulis sangat rasional yang di kuatkan oleh bukti adanya air panas, kemtian ikan tambak karena keracunan, penambangan pasir yang lokasinya berada sebelum telaga ngebel. 

Kamis, 10 Mei 2012

PENDENGAR

Menjadi seorang pendengar yang baik bukanlah hal yang mudah seperti kedengarannya, karena fatanya tidak banyak yang mampu mendengarkan. mungkin terlalu cepat jika saya langsung ke poin masalahnya, baik sekarang kita kupas dulu apa yang disebut dengan pendengar. "Pendengar" kata yang kata dasarnya adalah DENGAR, kita semua tau dan memahami benar arti kalimat itu! namun pada realitanya tidak banyak yang benar-benar paham dengan kalimat "dengar" ini. penulis sering menemui beberapa contoh tipe seseorang yang mempunyai kesulitan mendengar. yang saya maksud dengan kesulitan mendengar buka berarti tuli tapi kesulitan mendengar yang saya maksud adalah kemampuan menerima sebuah pemikiran orang lain yang kita dengarkan. mendengar merupakan sebuah keseharusan yang setiap saat kita lakukan dan mendengar merupakan relfleksi dari sumber suara yang  diterima oleh telinga kemudian diproses dalama otak yang menghasilkan sebuah pertanyaan dan kesimpulan.
namun dalam beberapa contoh dalam masyarakat, komunitas, pergaulan, tidak banyak yang mampu mendengar dengan baik, walaupun yang didengarnya mungkin tidak sependapat atau mungkin menyakitkan hati. rata-rata yang banyaka saya temui adalah mereka yang mau mendengar adalah pribadi yang pendidikannya sedikit lebih baik, namun tidak banyak orang yang berkategori Berpendidikan ini yang mampu mendengar deang baik. tetap ada orang yang berpendidikan ini yang selalu ingin menang sendiri, lalu saya simpilkan bahwa kemampuan mendengara adalah sebuah sifat turunan dari orang tua dan pola pendidikan dalam pembentukan karakternya. lalu yang perlu di petanyakan adalah? seberapa penting kemampuan mendengar ini untuk di pelajari? saya menjawab kemampuan ini cukup penting! karena dengan mendengar kita bisa banyak belajar dan tahu secara keilmuan ataupun pengalaman dari yang kita dengarkan, dengan kemampuan mendengar yang baik tentu sudah akan merubah pribadi kita yang mengarah pada suatu kebijakan berfikir, menganalisa, merasakan, membuat kesimpulan, dan memutuskan sebuah logika yang kita dengarkan. pada dasarnya kita semua telah di ajarkan untuk mendengar sejak kita lahir, mulai saat kita masuk sebuah lembaga pendidikan. namun semua pelajaran semacam ini yang melalalui pendidikan tidak menjamin seseorang yang mampu menjadi pendengar yang baik. hal ini di tentukan oleh sebuah psikologis dan emosi masing-masing individu dan tidak dapat dipaksakan. namun dapat berubah jika ada sebuah kemauan untuk belajar. karena mendengar adalah sebuah cara yang efisien untuk manusia belajar mengontrol emosi dan menguasainya, menjadi pribadi yang tangguh dengan segala resiko hidup, memberikan ketenangan batin karena kita sudah mendapat kesimpulan tentang apa yang kita dengarkan, menjadikan jiwa yang penuh tanya dan mempertanyakan atas segala hal yang kita lihat dan kita fikirkan. mendengar tidak akan menjadikan ada bodoh atau mungkin dengan bahasa yang lebih tajam adalah tolol, "tidak" sama sekali. mendengar adalah media belajar pertama sejak manusia pertama menjadi penghuni bumi, jika anda sama sekali tidak bisa menjadi pendengar yang baik anda berarti belum bisa menguasai emosi anda, namun jika anda punya keinginan untuk belajar anda mampu merubah pribadi anda yang saya namakan kaku ini. hidup kita sangatlah singkat, jadi marilah kita tanamkan dalam hati kita untuk terus belajar sampai ajal menjemput, jangan membatasi diri untuk belajar - belajar - belajar. belajar segala hal yang baik dan berguna untuk diri kita dan yang lebih penting adalah untuk kehidupan generasi kita yang lebih baik dari saat ini yang kita nikmati. hidup kita lebih berharga dari sekadar materi - materi yang hanya sesaat, namun ilmu, pengetahuan, pengalaman bersifat kekal.

renungan malam
by: Langit Biru

Senin, 23 April 2012

CINTA

CINTA
siapa yang tidak pernah mendengar kalimat ini "CINTA", pasti semua mengenal dan tentunya juga pernah merasakan sentuhan lembutnya, damai dalam buaian cintannya, sejuk memberikan nuansa hati yang berwarna dan semangat membara. cinta memberikan banyak warna dan rasa dalam setiap sentuhannya. namun cinta dengan segala kelembutnnya dan segala keindahannya dapat berubah menjadi samurai yang akan mematahkah apapun yang akan ditebasnya, jiwa sekuat baja dan hati setegar apapun pasti akan tumbang roboh dengan luka yang teramat dalam syatan luka itu akan membekas selamannya. lalu bagaimana mensikapi akibat ini..! kenapa saya sebut "akibat".  sebab anda mencintai dengan cara yang salah! apa yang SALAH? yang salah adalah manajemen mencintai anda pada pasangan anda. lalu bagaimana yang benar? jika anda tidak ingin berlarut-larut sakit hati, merana karena "mencintai" hal yang harus anda siapkan adalah 1/4 ruang bebas di hati anda! maksudnya? maksud saya adalah jika kapasitas dalam hati anda adalah 100% maka sisakan 25% ruang kosong dari total kapasitas. cara ini cukup membantu anda dalam mensikapi masalah klasik ini. penjelasannya begini jika 75% hati anda hancur karena di sakiti oleh pasangan anda maka anda masih mepunyai 25% ruang di hati anda untuk kembali tersenyum ceria, kembali bangkit dari kebodohan anda menyesali apa yang telah hilang dari genggaman anda, segala hal yang anda miliki saat ini bersifat sementara suatu saat akan hilang atau diambil oleh pemilikNya. jadi betapa bodoh dan tololnya anda jika anda sedih berlarut-larut karena putus cinta atau sakit hati, memang pada awalnya akan sangat menyiksa jiwa, hati dan raga jika anda telah terperosok kedalam jurang kehancuran hati dan perasaan anda ini yang disertai oleh penyesalan yang mendalam yang tidak akan anda lupakan seumur hidup anda...tapi apakah dengan menyesali, meratapi apa yang sudah terjadi semua akan kembali seperti semula? tentu tidak bukan, anda harus bangkit berdiri dengan bekal 25% yang telah anda persiapkan ketika mengambil keputusan untuk mencintai, bangun kembali piramida hati anda dengan segenap semangat untuk berdiri dari kubangan lumpur dan mendaki ke atas dari kedalaman jurang kehancuran anda. anda juga harus mempertimbangkan bahwa kesehatan, masa depan anda lebih berarti dari kehancuran yang pernah anda alami dan tanamkan dalam hati anda bahwa ada sejuta cahaya yang akan anda temui di kemudian hari dan akan ada banyak kemenangan yang akan anda peroleh. sakit hati bukanlah sampah atau virus yang mematikan tetapi sakit hati adalah media pendewasaan dan pemahaman secara mendalam dalam kehidupan anda, jadi jangan anggap sakit hati adalah sebuah bencana tapi terimalah sebagai media belajar tentang hidup yang indah ini jika anda bisa menikmati.